Friday, 9 November 2012

Silaturrahim Kebudayaan Pemuda Indonesia


Bukan Indonesia jika tidak ada Papua, Aceh, Makassar, Jawa dst
Bukan Indonesia jika tidak ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu
Bukan Indonesia jika tidak ada Reog, Borobudur, Rendang, Empal Gentong,,
Perbedaan tidak harus dipermasalahkan, namun Perbedaan harus dirayakan,,

       Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia pada awalnya nama kegiatan dalam foto tersebut, namun pada akhir acara berubah menjadi Siltarurahim Kebudayaan Pemuda Indonesia, dikarenakan kurang siapnya panitia terhadap acara ini, bahkan bisa dikatakan kurang matangnya konsep acara ini. Hal ini disampaikan langsung oleh perwakilan kemendikbud. " bahwa ini bukan kegiatan kongres, melainkan silaturrahim" tegasnya. Ini merupakan langkah awal menuju kongres, dan sebelum menghadapai kongres, ada pra kongres terlebih dahulu dilakukan, kemudian baru melakukan kongres sebenarnya. Mau dibawa kemana setelah acara ini selesai, apa yang akan dilakukan pemuda setelah acara ini, apa hasil dari Kongres ini, jawabannya sangat mengecewakan, tidak ada hasil apapun dari kongres ini dalam skala besar! Peserta kecewa! 

         Tentu kecewa karena para peserta yang terdiri dari anak muda dari perwakilan seluruh daerah Indonesia yang berjumlah 500 peserta. Mereka datang ke Kongres Kebudayaan ini mempunyai harapan yang besar, impian yang besar, konsep yang besar untuk Indonesia yang lebih baik. Namun dalam proses acara ini panitia dan EO banyak mengalami kesalahan teknis dan hampir esensi dari kongres ini tidak ada. 


       Acara ini bagi peserta pemuda Indonesia, tidak hanya menjadi ajang silaturrahim, tidak menjadi acara seremonial semata, tidak menjadi acara yang mubadzir, karena anggaran acara ini adalah dari uang rakyat dari Kemendikbud yang menghabiskan anggaran 7.9 Miliar,, WOOOOWW, angka yang sangat besar!   Kalau anggaran tersebut dialihkan kepada pendidikan untuk membangun ruang sekolah yang rusak, membangun jembatan yang rusak Kalimantan dan Binjai serta daerah lainnya. hmm,, coba bayangkan sangat berartinya anggaran tersebut. Bukan berarti acara Silaturrahim Kebudayaan Pemuda Indonesia ini GAGAL dan tidak mempunyai arti, namun masih banyak kekurangan dalam kegiatan ini, dan harapannya kegiatan ini dievaluasi dan menyiapkan konsep dengan matang sebelum acara dimulai.

        Dan sekali lagi, peserta ingin ada hasil kongres atau silaturrahim yang nantinya bisa dishare kan kepada teman-teman di daerah. Mereka datang dalam acara ini ingin berbagi masalah kebudayaan yang ada di daerah masing-masing, ingin mempromosikan budaya daerah. Mereka datang dari jauh, datang dari ujung pulau, yang tujuan satu ingin aspirasi mereka didengar melalui acara ini, dengan hasil kongres yang menjadi representatif pemuda Indonesia kedepan. Karena peserta yang hadir adalah pemuda terpilih dari jutaan pemuda di luar sana,, sehingga ghiroh peserta serta harapan peserta sangat besar, meski pada akhirnya mereka  kecewa,,, 

        Namun sekali lagi, harapan itu tidak tercapai, tim perumus juga tidak dikasih ruang dengan baik oleh panitia dan EO, hanya hadir ketika kondisi peserta sudah mulai panas, untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak panitia, EO dan kemendikbud. Sehingga Bang Yudhi Latif sebagai moderator menjadi sasaran kekecewaan peserta kongres!Dan akhirnya kami paham kenapa acara ini bisa kisruh, setelah ada penjelasan dari Bang Yudhi Latif terkait acara ini. Beliau adalah salah satu tim perumus awal acara ini. Yudhi Latif menjelaskan bahwa peserta salah persepsi dengan makna kongres dalam acara ini. Kongres menurut persepsi peserta adalah dalam kongres ini adanya draft sidang yang akan dibahas pada persidangan, namun panitia tidak memfasilitasinya. Bang Yudhi sebagai salah satu konseptor, menjelaskan kesalahpahaman makna kongres dalam acara ini.

       Ada dua konsep dalam kongres, 1. Kongres seperti halnya kongres pemuda pada masa kemerdekaan yang menghasilkan sumpah pemuda dan tidak ada persidangan, hanya pertemuan yang membahas masalah kepemudaan. Sedangkan dalam kongres ini tidak tercapai ketika pada awal kegiatan panitia tidak memberikan penjelasan terhadap peserta, dan ketika peserta menanyakan jawabannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan lucunya, para tim perumus dihadirkan ke forum kongres ketika kondisi peserta sudah mulai panas dengan interupsi! 2. Kongres yang seperti dilakukan oleh kelompok kepemudaan, dan kelompok partai. Dan dalam kongres ini persidangan berlaku. Setelah mendapatkan penjelasan dari Bang Yudhi akhirnya peserta paham. Akhinya peserta menginginkan kesepakatan forum bahwa kegiatan ini bukan kongres melainkan hanya sebagai acara silaturrahim kebudayaan pemuda Indonesia atau sejenis nama lainnya. Ada dan tidak adanya persidangan dalam acara ini, kegiatan ini tidak mendapatkan kesepakatan dari peserta forum. Terkait juga waktu yang kurang karena dalam kegiatan ini lebih banyak dihabiskan dengan jalan-jalan, pemutaran film, dan pembahasan materi dari belasan pemateri. 

        Awalnya mengikuti acara ini, saya bahagia sekali bertemu dengan saudara-saudara saya dari seluruh daerah yang ada di Indonesia, mereka datang pada pembukaan acara ini dengan menggunakan pakaian daerah masing-masing, Tuhann,, Indonesia indah sekali,, kami bersyukur padamu atas segala limpahan karuniaMu, Indonesia dikarunia SDA yang melimpah, penduduk yang ramah, budaya yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Peserta menggunakan  pakaian yang indah dengan senyuman yang merekah menggambarkan harapan yang besar akan impian Indonesia yang lebih baik. 


    Sahabatku se Nusantara, jangan lah berkecil hati meski harapan besar kalian di Kongres ini tidak tercapai namun semangat kepemudaan dan kebudayaan harus dijungjung tinggi untuk Indonesia yang lebih baik karena tangan-tangan pemuda bangsa. Selamat jalan sahabat, pemuda bangsa Indonesia,, 

Salam Pemuda!
Salam Budaya!
Pemuda pasti bisa!!


1 comment:

  1. artikel yang bagus,
    namun akan lebih bagus lagi jika memuat ajakan untuk melanjutkan apa yang telah didapatkan dari KKPI 6-9 November lalu.

    meski ada yang mengatakan tujuan dari acara tersebut tidak tercapai, mari kita berbesar hati mengurungkan kekecewaan tersebut dan mencoba membentuk suatu aktivitas yang menjadi proses pencapaian target dan harapan seperti yang semua inginkan.

    tidak ada salahnya jika kita berniat membuat KONGRES KEBUDAYAAN PEMUDA INDONESIA KE DUA, masing-masing daerah akan mendapatkan giliran sebagai tuan rumah tiap tahunnya,, :)

    maaf jika terdapat kata yang tidak berkenan :)

    ReplyDelete